Banyak pelaku bisnis pulsa yang berusaha menarik reseller dengan iming-iming selisih harga. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa selsih harga itupun tidak lah terlalu besar untuk dapat dijadikan patokan baku. Karenanya perlu pemahaman bagaimana mereka para dealer mendapatkan harga tersebut.
Sebagai bahan pertimbangan, perlu kita tahu bagaimana sistem distribusi pulsa elektrik itu sendiri. Dalam bisnis ini memang melibatkan antara beberapa pihak antara lain dealer, distributor besar, hingga operator bersangkutan. Akibat adanya beberapa pihak yang terlibat inilah maka akan terjadi selisih harga. Yang menjadi pertanyaan justru bagaimana masing-masing dealer menentukan harga jualnya kepada para reseller. Tentunya harga dasar dari operator hanya akan didapat oleh distributor besar dengan konsekuensi minimum order tertentu, begitu pula harga yang berlaku di tingkat dealer. Artinya secara umum harga dasar itu akan sama atau mendekati sama antara satu dealer dengan dealer yang lain. Kalaupun di tingkat pengecer harga bisa berbeda-beda hal itu lebih karena strategi bisnis yang mereka jalankan. Atau dengan kata lain variasi harga itu timbul karena tambahan bonus, biaya operasional, atau juga strategi pasar guna bersaing dengan kompetitif.
Makanya secara umum kita akan menemui selisih harga itu berkisar mulai Rp 100,- hingga maksimal Rp 500,-. Hal ini pun tetap bisa diterima pasar karena harga jual pasar yang memang memiliki selisih yang cukup tinggi dengan harga dasar. Sehingga memungkinkan penjual menentukan harga jual yang variatif.
Sebagai bahan pertimbangan, perlu kita tahu bagaimana sistem distribusi pulsa elektrik itu sendiri. Dalam bisnis ini memang melibatkan antara beberapa pihak antara lain dealer, distributor besar, hingga operator bersangkutan. Akibat adanya beberapa pihak yang terlibat inilah maka akan terjadi selisih harga. Yang menjadi pertanyaan justru bagaimana masing-masing dealer menentukan harga jualnya kepada para reseller. Tentunya harga dasar dari operator hanya akan didapat oleh distributor besar dengan konsekuensi minimum order tertentu, begitu pula harga yang berlaku di tingkat dealer. Artinya secara umum harga dasar itu akan sama atau mendekati sama antara satu dealer dengan dealer yang lain. Kalaupun di tingkat pengecer harga bisa berbeda-beda hal itu lebih karena strategi bisnis yang mereka jalankan. Atau dengan kata lain variasi harga itu timbul karena tambahan bonus, biaya operasional, atau juga strategi pasar guna bersaing dengan kompetitif.
Makanya secara umum kita akan menemui selisih harga itu berkisar mulai Rp 100,- hingga maksimal Rp 500,-. Hal ini pun tetap bisa diterima pasar karena harga jual pasar yang memang memiliki selisih yang cukup tinggi dengan harga dasar. Sehingga memungkinkan penjual menentukan harga jual yang variatif.
