Sabtu, 25 Juli 2009

Alasan Mengapa Perusahaan memilih Multi Level Marketing

Kita ketahui sebuah perusahaan tidak akan begitu saja menentukan langkah bisnis, apabila tidak disertai perhitungan dan survey yang akurat tentang produk yang akan dipasarkannya. seberapa banyak akan diminati, berapa besar ukurannya, dengan kemasan seperti apa, dan lain sebagainya. Termasuk didalamnya dengan cara apa barang / produk itu akan dipasarkan. Terkait tentang ilmu pemasaran atau lebih dikenal dengan istilah marketing, ada banyak pilihan tentang metode ini. Salah satunya yang cukup populer adalah yang disebut sebagai pemasaran berjenjang, atau Multi Level Marketing (MLM). Meski banyak perdebatan disana sini tentang sisi positif dan negatif dari metoda ini, saya ingin mengangkat topik, tentang mengapa sebuah perusahaan memilih cara ini. Meski ini bukan sesuatu yang mutlak, namun saya berharap ini bisa menjadi gambaran agar setiap anda yang akan menekuni bisnis ini bisa lebih berhati-hati dan bisa meraih sukses yang di impukan. Ada beberapa alasan mengapa MLM dipilih sebagai bentuk pemasaran yang cocok, yaitu :

1. Biaya Overhead yang rendah.
Secara logika memang perusahaan yang menggunakan sistem MLM tidak perlu mengalokasikan dana yang besar untuk menarik konsumen. Karena mereka memiliki captive market yang tetap alias pelanggan tetap berupa member/ keanggotaan yang ada dalam jaringan. Bagi perusahaan yang bijak, alokasi dana yang seharusnya untuk biaya iklan, dan lain-lain dialihkan dalam bentuk Komisi/Bonus untuk para membernya. Yang biasanya diberikan kepada para distributornya atas dasar omzet penjualan yang dicapai atau dengan kata lain memenuhi target tertentu.

2. Biaya distribusi yang bisa diminimalisir/ ditekan serendah mungkin.
Bisnis retail biasa secara tidak alangsung akan membutuhkan biaya distribusi yang cukup tinggi, akibat konsekuensi bentuk pemasaran langsung. Tentunya akan melibatkan banyak retailer lainnya mulai dari distributor besar, baik di tingkat regional hingga sampai ke lokal, kemudian ke tangan retailer/pengecer yang masing-masing akan mengambil keuntungan dalam bentuk mark up harga hingga sampai ke tangan konsumen. Namun melalui bentuk MLM maka alur barang hanya akan disalurkan melalui representative / member yang bersifat sekaligs sebagai seorang sales dan kemudian langsung bertatap muka dengan konsumen pengguna. Tentunya ini jauh lebih mudah, meskipun cara ini bukan berarti tanpa resiko.

3. Tingkat pertumbuhan Yang relatif lebih tinggi .
Melalui bentuk ini sebuah perusahaan mampu mencapai tingkat pertumbuhan yang jauh lebih tinggi akibat pertambahan jumlah member dalam jaringan yang dibentuk dengan pola tertentu. artinya dengan prinsip member get member ini sebuah perusahaan mampu menciptakan pangsa pasar tersendiri dalam jumlah yang signifikan dan dalam waktu yang cukup singkat. Tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar orang merasa memerlukan produk dari perusahaan itu. Hal ini terkait dengan berkembangnya jaringan setiap saat yang harus diikuti pula dengan meningkatnya permintaan.

4. Tim Sales yang sangat bersemangat, terinspirasi sekaligus termotivasi.
Hal ini akibat secara tidak langsung setiap member selain berlaku sebagai pengguna, juga sekaligus sebagai tim sales/ promoter dari produk itu sendiri. Hal ini terjadi akibat dari sistem MLM yang berlaku. Dimana masing-masing member akan berusaha sekuat tenaga membangun jaringannya dengan cara menambah downline. Tentunya ini juga dipengaruhi oleh iming-iming bonus / komisi dari perusahaan tersebut. Tinggal masing-masing individu yang terlibat yang bisa menentukan lamgkah strategi yang bagaimana yang harus ditempuh. Meski haruspula disadari terkadang cara-cara promosi yang kurang tepat justru mrnjadi bumerang bagi perkembangan jaringan itu sendiri. Bahkan tidak sedikit yang justru menolak keras sistem pemasaran ini. Karena dinilai hanya sekedar mengeksploitasi setiap member yang baru bergabung dalam jaringan.

Demikian sekilas tentang pertimbangan mengapa MLM masih dipilih oleh beberapa perusahaan menjadi metode pemasaran mereka. Tentunya hal diatas tidak sepenuhnya mewakili pendapat, namun setidaknya bisa menambah wawasan kita semua. Maka berhati-hatilah anda sebelum bergabung dalam sebuah bisnis jaringan, cermati sistem kerjanya baru kemudian tentukan pilihan, Selamat berusaha dan terus berbagi!